Bahan baku kopra
Untuk membuat kopra, diperlukan kelapa yang sudah berusia ideal yakni sekitar 300 hari dengan berat kelapa sekitar 3-4 kilogram. Komposisi buah kelapa yang matang optimal yakni 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging buah kelapa, dan 25% air kelapa nya.
Untuk memanen buah kelapa, dilakukan dengan dua cara yakni dibiarkan jatuh sendiri atau buah kelapa yang sengaja dipetik. Pengambilan buah kelapa bisa dilakukan sepanjang tahun dengan jangka waktu tiap bulan, tiap dua bulan atau tiap tiga bulan. Pohon dengan tinggi sekitar 30 meter ini memproduksi sekitar 40-60 butir kelapa per pohon. Pohon kelapa dengan buah maksimal adalah 80 butir per pohon sedangkan yang paling minimal sekitar 20 butir per pohon.
Usia kelapa harus ideal saat dipetik sebab usia buah kelapa yang terlalu muda akan menghasilkan kopra yang lunak dan cepat rusak sedangkan jika buah kelapa yang berusia terlalu tua akan menghasilkan kopra dengan daging buah yang berlendir dan cenderung sulit untuk dikeringkan, daging kopra yang keras dan tidak putih serta warna ekstraksi minyaknya pun kurang bagus.
Proses pengangkutan kelapa dan pelepasan sabut kelapa
Buah kelapa yang sudah dipetik harus langsung segera diangkut menuju tempat pengolahan. Sebab lama waktu pembelahan akan berpengaruh pada kerusakan sebelum pengeringan dan kualitas kopra. Semakin lama jarak antara pembelahan dan pengeringan makan semakin buruk mutu kopra yang dihasilkan. Jarak waktu yang ideal antara pembelahan dan pengeringan kelapa adalah 0-4 jam.
Kelapa yang sudah berusia matang dan sudah dipetik kemudian akan disortir berdasarkan ukuran nya. Ukuran kelapa dengan berat tak lebih dari 0,8 kilogram akan dijadikan bahan kopra edible, sedangkan ukuran lain nya biasa nya akan dijadikan bahan kopra putih atau kopra asalan.
Proses penurunan kelapa dari kendaraan
Kelapa yang sudah disortir akan dikupas dari sabut kelapa nya menggunakan besi dengan ujung runcing hingga tersisa buah kelapa dengan tempurung nya. Hal ini biasa nya dilakukan secara manual oleh para petani kelapa dengan kecepatan dan kekuatan yang sudah terasah sehingga untuk melepas sabut kelapa hanya membutuhkan waktu sekitar 5-7 detik saja!
Proses Pengupasan Sabut Kelapa
Buah kelapa yang sudah dihilangkan sabut nya kemudian dibelah menjadi dua bagian yang simetris untuk mengeluarkan air buah tersebut. Setelah air menetes habis, kelapa yang sudah dibelah harus segera dikeringkan untuk hasil kopra yang baik. Jika setelah dibelah dibiarkan lama, akan berjamur dan merusak kualitas daging buah.
Proses Pembelahan Kelapa
Metode pengeringan kelapa menjadi kopra
Tujuan pengeringan kelapa menjadi kopra adalah untuk mengekstraksi minyak yang terkandung di dalam daging kelapa tersebut. Kopra yang baik harus memiliki kadar air sekitar 6-7 % saja jika lebih dari angka tersebut kopra akan rentan rusak dan berjamur sehingga mutu nya pun rendah.
Proses pengeringan kopra dilakukan dengan dua metode yakni dikeringkan alami dengan cahaya matahari (sun drying) dan dikeringkan menggunakan panas buatan (artificial drying system) yakni dengan metode pemanasan langsung dengan smoke drying system dan metode pemanasan tidak langsung dengan mesin pengering
Sun Drying System
dilakukan dengan metode tradisional yakni dengan menata kelapa di ruang terbuka dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Jika cuaca sedang bagus, diperlukan waktu 2 hari penjemuran lalu kelapa akan ducungkil dari tempurung nya kemudian dijemur lagi hingga waktu sekitar 3 hari. Proses keseluruhan pengeringan metode ini membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 4-5 hari.
Kelebihan metode Sun Drying System
- Biaya lebih murah
- tidak membutuhkan alat khusus
- tidak memerlukan listrik atau bahan bakar tertentu
- Kapasitas produksi lebih banyak
kelemahan Sun Drying System
- tidak bisa mengontrol panas karena sangat tergantung cuaca
- kualitas kopra tidak stabil dan tidak merata
- kemungkinan bertumbuh jamur jika proses pengeringan terlalu lama atau perubahan cuaca
- Membutuhkan lahan yang luas
Proses pengeringan dengan metode artificial drying system
Seperti nama nya, artificial drying system dilakukan dengan membuat panas buatan sehingga tak perlu tergantung dengan kondisi cuaca. Metode pengeringan artificial drying system inipun terbagi lagi menjadi 3 cara yaitu dengan cara pemanasan langsung dengan metode asap (smoke drying system), pemanasan tidak langsung dengan oven (oven drying system) dan menggunakan metode pemanasan rumah UV.
1.Smoke Drying System
disebut dengan smoke drying system karena memang proses nya dilakukan dengan cara memanaskan dan mengeringkan kelapa dengan asap. Buah kelapa akan ditata pada rak-rak bambu dengan dinding yang terbuat dari daun kelapa. Bagian bawah rak adalah tempurung kelapa kering yang dibakar sehingga menimbulkan asap panas ke atas dan asap inilah yang akan mengeringkan daging kelapa yang terletak di atas rak-rak pembakaran di dapur api tersebut. Ciri khas metode pengasapan ini adalah kopra berbau asap dengan permukaan kecokelatan.
Kelebihan smoke drying system
- Praktis, tidak membutuhkan lahan yang luas
- Tidak membutuhkan listrik, karena kopra diasap menggunakan sabut atau kayu yang dibakar
- Tidak membutuhkan lahan yang luas untuk menjemur
Kelemahan smoke drying system
- Tingkat kekeringan tidak merata. Sebagian sisi terkadang masih basah.
- Kopra berbau asap
- Warna cenderung kecokelatan sehingga hasilnya hanya bisa jadi kopra regular/asalan (kopra dengan grade paling rendah)
2.Oven Drying System
metode ini diperlukan biaya lebih karena menggunakan alat pengering khusus yakni oven khusus. Hal inilah yang juga membuat metode pengeringan tidak langsung ini dikenal juga dengan sebutan oven drying system. Kelapa ditata di dalam oven pengering dan ditutup rapat lalu dipanaskan dengan suhu 40 – 80 derajat celcius.
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar tempurung kelapa kering akan menghasilkan asap yang dialirkan oleh blower untuk mengaliri oven pengering kopra. Cara ini memang membutuhkan penanaman modal yang lebih banyak namun korpa yang dihasilkan akan berkualitas lebih baik dengan warna kopra yang putih, minyak yang dihasilkan beraroma dan memiliki rasa lebih bagus.
Kelebihan Oven Drying System
- Tidak bergantung pada sinar matahari, sehingga proses produksi bisa berlangsung meskipun curah hujan sedang tinggi.
- Tingkat kekeringan merata, karena suhu dan waktu bisa diatur.
- Proses pengeringan paling cepat. Hanya sekitar 18 jam.
- Kopra yang dihasilkan kualitasnya paling baik.
Kelemahan Oven Drying System
- Membutuhkan modal yang lebih besar untuk investasi mesin pengering
- Membutuhkan tenaga listrik, setidaknya untuk menyalakan blower yang mengalirkan uap panas.
- Kapasitas produksi terbatas, karena sangat bergantung pada kapitas mesin. Bila ingin meningkatkan kapasitas produksi maka harus menambah jumlah mesin pengering atau menambah volume kapasitas mesin tersebut, sehingga itu akan berbanding lurus dengan investasi yang dikeluarkan.
3.Metode Pengeringan dengan Rumah UV
Konsep pengeringan dengan Rumah UV tetap menggunakan sinar matahari sebagai pengering utama nya. Beda nya dengan metode dijemur langsung, rumah UV terdiri dari atap dan dinding yang terbuat dari plastik transparan sehingga sinar matahari bisa menembus plastik tersebut dan panas nya bisa mengeringkan daging kelapa yang sudah ditata di dalam nya.
Metode rumah UV ini juga disebut sebagai metode efek rumah kaca. Cahaya matahari yang panas akan dipantulkan oleh lantai sehingga daging kelapa di dalam nya akan mengalami peningkatan suhu dan lambat laun akan mengering menjadi kopra.Cara ini tentu saja lebih efektif sebab bahan kopra akan tetap terkena sinar matahari namun tetap terlindungi apabila terjadi perubahan cuaca seperti mendung dan hujan.
Di dalam rumah UV terdapat dua lantai/lapisan atas dan bawah. Lapisan bawah berjarak sekitar 1 meter dari tanah untuk melindungi bahan kopra dari kelembaban tanah. Umum nya lapisan atas akan lebih cepat kering karena terkena sinar matahari langsung. Kopra yang diproduksi menggunakan rumah UV hasilnya akan lebih bagus dari metode pengeringan lain karena panas yang dihasilkan pada rumah UV lebih merata. Hawa panas yang terjebak di dalam rumah UV membuat kopra yang dijemur di dalamnya akan lebih cepat kering. Kopra Putih dan kopra edible biasa di produksi dengan menggunakan metode ini.
Kelebihan Metode Pengeringan dengan Rumah UV
- Tingkat kekeringan lebih merata
- Lebih minim jamur yang umumnya diakibatkan oleh perubahan cuaca yang ekstrem.
- Kopra lebih cepat kering
- Suhu lebih stabil
- Tidak membutuhkan tenaga listrik
Kelemahan Metode Pengeringan dengan Rumah UV
- Membutuhkan biaya ekstra untuk membuat rumah UV
- Bergantung pada sinar matahari sehingga rentan terhadap perubahan cuaca
- Membutuhkan lahan yang luas
Demikian penjelasan mengenai Bahan Baku Kopra dan Cara Membuat Kopra Semoga bermanfaat. Kami menjual aneka produk kelapa dan produk turunan kelapa seperti kelapa butir utuh dengan sabut (coconut husked), berbagai jenis kopra (asalan, regular, edible), batok kelapa, arang kelapa, cocofiber pot dan lain sebagai nya. Info selengkap nya bisa hubungi kami di email tuankelapaa@gmail.com